Menjaga Cinta




Oleh Nur Anshari


Allah Berfirman dalam Surat An-Naba’ ayat 8 yang artinya:

Dan kami jadikan kamu berpasang-pasangan,

Cinta adalah fitrah manusia. Kita terlahir karena cinta. Kita dibesarkan dalam kasih sayang dan cinta kasih kedua orang tua kita. Karena cinta-Nya dan rahmat-Nya kita masih diberikan cinta yang tiada tara dari kedua orang tua kita. yang memberi cinta kepada kita dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Tanpa minta dibalas. Ingat.

Lambat laun, seiring berjalannya waktu. Kita tumbuh menjadi dewasa. Cinta yang ada pada kita juga tumbuh dengan indahnya. Kita mencintai Allah dan Rasul-Nya, mencintai ayah dan ibu kita, mencintai saudara-saudara kita, mencintai teman-teman kita, dan terakhir mencintai seseorang yang kelak akan menjadi pasangan kita. Semua cinta itu kita tujukan karena Allah. Karena Allah dan karena Allah. Barulah hidup kita yang berada dalam buaian cinta, bisa tumbuh subur cintanya, karena dijaga oleh Sang Pemberi Cinta.

Menurut saya, saat kita hendak mencari pasangan hidup, benar-benar ingin menjadikannya satu-satunya cinta yang akan mengisi hidup. Carilah yang benar-benar tulus. Karena cinta itu murni, suci, tulus dari hati terdalam, dan akan dipersembahkan hanya karena-Nya. Tak elok jika cinta yang suci, dinodai oleh nafsu. Nafsu yang tidak berada pada tempatnya akan membawa nelangsa bagi yang melakukannya.

Cinta yang dibalut nafsu, dengan seseorang yang belum sah menjadi pasangan kita akan banyak membawa petaka. Salah satunya dan yang paling penting, adalah Allah tidak menyukai orang yang melewati batas. Kalau Allah tidak suka, maka bersiaplah dengan azab yang akan ditimpakan. Bisa jadi azab tersebut masih Allah tunda, belum ditimpakan sekarang, supaya masih ada waktu untuk kita  bertobat dan menyesali perbuatan nista yang trelah dilakukan. Maka selagi ada waktu bertobatlah!

Jika bukan karena cintaNya, kita takkan mampu melihat indahnya alam semesta. Nikmat melihat. Karena Allah mencintai kita dengan memberikan kita mata, agar kita bisa melihat. Tapi, alangkah bodohnya, jika nikmat melihat yang diberikan Allah, dialihfungsikan untuk melihat keindahan yang diharamkan. Cinta yang dibalut nafsu, melhat aurat yang bukan muhrim dan belum halal bagi kita. Na’uzubillah. Maka, peliharalah baik-baik. Menjaga kehormatan diri sangat diperintahkan dalam agama Islam. Benar-benar menjaga diri dengan baik. Sebelum sang pangeran mengucapkan ijab qabul untuk menghalalkan kita. Atau sebelum sang bidadari menunggu kita menyelesaikan lafaz ijab kabul untuknya.

Cinta itu indah. Dan benar-benar indah. Apalagi cinta yang kita labuhkan kepada pasangan halal kita karena Allah. Besar sekali nikmat yang diberikan Allah untuk kita jika kita merealisasikan cinta pada wadah yang benar. Yaitu menikah. Karena menikah itu, untuk menjaga cinta. Benar-benar menjaga cinta kita. Menjaga keagungan cinta kepada yang berhak dan halal menerima cinta kita. Yang jelas, tentu pasangan halal kita. Karena yakinlah, jodoh takkan tertukar. Semua sudah tertulis di lauh mahfuzh. Tinggal kita yang seharusnya memperbaiki diri agar kelak Allah memantaskan kita dengan seseorang yang baik.

Manusia hidup berpasang-pasangan. Maka, tunggulah dan jemputlah pasanganmu dalam rel syari’at yang benar. Pada jalan yang Allah ridhai, agar kelak kita menjadi hamba yang mencintai Allah dan InsyaAllah akan dicintai Allah atas kehendak-Nya. saya sangat memimpikan cinta itu. Semoga Allah memberi taufik dan hidayahnya kepada kita. Agar kita mampu menjaga cinta suci hanya untuk dia yang rela menjadi pasangan hidup kita. Dalam suka maupun duka. Dalam bingkai pernikahan yang sakral.

Jodoh dunia akhirat, namamu rahasia
Tapi kau ada di masa depanku
Ku sebut dalam doa
Kuikhlaskan rinduku
Dan Kita bersama  melangkah ke Syurga abadi

Bukan cinta yang memilihmu, tapi Allah yang memilihmu untuk kucintai.
(Jodoh Dunia Akhirat, penyanyinya saya lupa)



Salam cinta
Nur Anshari

Komentar