Allah Berfirman dalam Surat An-Naba’ ayat 8 yang artinya:
”Dan kami jadikan kamu berpasang-pasangan,”
Cinta
adalah fitrah manusia. Kita terlahir karena cinta. Kita dibesarkan
dalam kasih sayang dan cinta kasih kedua orang tua kita. Karena
cinta-Nya dan rahmat-Nya kita masih diberikan cinta yang tiada tara dari
kedua orang tua kita. yang memberi cinta kepada kita dengan ikhlas dan
tanpa pamrih. Tanpa minta dibalas. Ingat.
Lambat laun,
seiring berjalannya waktu. Kita tumbuh menjadi dewasa. Cinta yang ada
pada kita juga tumbuh dengan indahnya. Kita mencintai Allah dan
Rasul-Nya, mencintai ayah dan ibu kita, mencintai saudara-saudara kita,
mencintai teman-teman kita, dan terakhir mencintai seseorang yang kelak
akan menjadi pasangan kita. Semua cinta itu kita tujukan karena Allah.
Karena Allah dan karena Allah. Barulah hidup kita yang berada dalam
buaian cinta, bisa tumbuh subur cintanya, karena dijaga oleh Sang
Pemberi Cinta.
Menurut saya, saat kita hendak mencari
pasangan hidup, benar-benar ingin menjadikannya satu-satunya cinta yang
akan mengisi hidup. Carilah yang benar-benar tulus. Karena cinta itu
murni, suci, tulus dari hati terdalam, dan akan dipersembahkan hanya
karena-Nya. Tak elok jika cinta yang suci, dinodai oleh nafsu. Nafsu
yang tidak berada pada tempatnya akan membawa nelangsa bagi yang
melakukannya.
Cinta yang dibalut nafsu, dengan seseorang
yang belum sah menjadi pasangan kita akan banyak membawa petaka. Salah
satunya dan yang paling penting, adalah Allah tidak menyukai orang yang
melewati batas. Kalau Allah tidak suka, maka bersiaplah dengan azab yang
akan ditimpakan. Bisa jadi azab tersebut masih Allah tunda, belum
ditimpakan sekarang, supaya masih ada waktu untuk kita bertobat dan
menyesali perbuatan nista yang trelah dilakukan. Maka selagi ada waktu
bertobatlah!
Jika bukan karena cintaNya, kita takkan mampu
melihat indahnya alam semesta. Nikmat melihat. Karena Allah mencintai
kita dengan memberikan kita mata, agar kita bisa melihat. Tapi, alangkah
bodohnya, jika nikmat melihat yang diberikan Allah, dialihfungsikan
untuk melihat keindahan yang diharamkan. Cinta yang dibalut nafsu,
melhat aurat yang bukan muhrim dan belum halal bagi kita. Na’uzubillah.
Maka, peliharalah baik-baik. Menjaga kehormatan diri sangat
diperintahkan dalam agama Islam. Benar-benar menjaga diri dengan baik.
Sebelum sang pangeran mengucapkan ijab qabul untuk menghalalkan kita.
Atau sebelum sang bidadari menunggu kita menyelesaikan lafaz ijab kabul
untuknya.
Cinta itu indah. Dan benar-benar indah. Apalagi
cinta yang kita labuhkan kepada pasangan halal kita karena Allah. Besar
sekali nikmat yang diberikan Allah untuk kita jika kita merealisasikan
cinta pada wadah yang benar. Yaitu menikah. Karena menikah itu, untuk
menjaga cinta. Benar-benar menjaga cinta kita. Menjaga keagungan cinta
kepada yang berhak dan halal menerima cinta kita. Yang jelas, tentu
pasangan halal kita. Karena yakinlah, jodoh takkan tertukar. Semua sudah
tertulis di lauh mahfuzh. Tinggal kita yang seharusnya memperbaiki diri
agar kelak Allah memantaskan kita dengan seseorang yang baik.
Manusia
hidup berpasang-pasangan. Maka, tunggulah dan jemputlah pasanganmu
dalam rel syari’at yang benar. Pada jalan yang Allah ridhai, agar kelak
kita menjadi hamba yang mencintai Allah dan InsyaAllah akan dicintai
Allah atas kehendak-Nya. saya sangat memimpikan cinta itu. Semoga Allah
memberi taufik dan hidayahnya kepada kita. Agar kita mampu menjaga cinta
suci hanya untuk dia yang rela menjadi pasangan hidup kita. Dalam suka
maupun duka. Dalam bingkai pernikahan yang sakral.
Jodoh dunia akhirat, namamu rahasia
Tapi kau ada di masa depanku
Ku sebut dalam doa
Kuikhlaskan rinduku
Dan Kita bersama melangkah ke Syurga abadi
Bukan cinta yang memilihmu, tapi Allah yang memilihmu untuk kucintai.
(Jodoh Dunia Akhirat, penyanyinya saya lupa)
Salam cinta
Nur Anshari
Komentar
Posting Komentar