Asyiknya Jomblo Sampai Halal



Oleh: Nur Anshari

“beb, lagi dimana? Sama siapa?”
“lagi sama mami saying, bentar lagi ya telpon.”
Satu menit kemudian.
“beb, udah siap antar maminya?”
“belum sayang, ntar malam aja ya telponnya.”

Waktu berjalan cepat, siang berganti sore, malam pun menyambut. Waktu malam tiba, pas jam 8. Eh si Nevi nelpon bebeb Ferinya lagi.

“beb, lagi ngapain?”
“duh, sayang. Perut bebeb sakit. Mules. Besok aja ya nelfonnya."

Gak taunya, si bebeb Feri yang ngakunya tadi siang nganter maminya ke kondangan, eh malah, nganterin si Memey (pacar lain) ke kondangan juga. Pas nyampe kondangan, menu tersedia lezat sekali. Gak sanggup nahan makannya. Sampe dua porsi. Bener-bener si bebeb Feri mules. Ehh,, gak taunya mules Cuma bentar doank. Malamnya sembuh, si bebeb Feri jalan lagi sama si Memey. Nah, nasib si Nevi gimana?

Okelah, cowok emang gak tak terlalu pusing, jika si Nevi gak nelfon atau sms. Oke-oke aja. Kan masih ada si Memey. Kalau memey sibuk gak bisa diajak jalan. Kan bisa nelvon si Nevi. Toh, Nevinya susah banget diajak jalan. Ayahnya alim, mamanya apa lagi. Jangankan bebeb Feri ke rumahnya, nelfon si Nevi aja kadang-kadang mamanya yang angkat. Pake ceramah lagi, telinga si bebeb Feri bakal bocor ama nasehat. Haram lah, inilah, itulah. Ya salah Ferinya juga sih ngapain suka sama anak orang alim. Tapi, lebih sengsara siapa hayo? Nevi.

Nih ceritanya. Nevi emang gak pacaran secara resmi sama si bebeb Feri. Tapi, pacaran diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya. Nevi lagi fall in love juga sama si bebeb Feri. Kenalan di sebuah halte. Sering banget jumpa di halte pas pergi dan pulang kuliah (padahal akal-akalan si bebeb Feri biar sering jumpa). Nevinya juga oke aja. Ntah kenapa Nevi dengerin banget nasehat si ‘nafsu’. Duh bahaya bener.

Singkat cerita, resmi pula si bebeb Feri nembak Nevi. Tanpa pikir panjang si Nevi gak bisa nolak. Abis udah denger banget nasehat si nafsu dan si setan. Gak jelas arah nembaknya pake nembak pacaran atau nembak pistol. Mending nembak pake pistol dari pada nembak pacaran. Udah belum tentu kena sasaran. Salah nembak bukan jatuh ke cinta tapi jatuh ke nafsu. Na’uzubillah. 

Alhasil, Nevinya angguk-angguk kegirangan saat ditembak buat pacaran. Duh, salah banget. Aturannya, menurut kitab Allah, nembak itu seharusnya punya tujuan dan target jelas. nembak untuk Nikah atau mundur aja deh kalau gak sanggup nikah. Nih, gak taunya pacaran. Hubungan tak jelas arah tujuan. Ibarat kapal gak tau mau berlabuh ke pelabuhan mana. Gak nentu arah. Emang sih kapalnya jalan, tapi gak nyampe-nyampe.

Jalannya hubungan si bebeb Feri dan Nevi mendat-mendat. Si bebeb Feri gak bisa kerumah. Kena semprot ceramah sama bapak mamanya Nevi. Si Nevi juga tentu gak bakalan bisa ke rumah Feri. Orang,bapak mamanya jaga ronda apapun aktifitas Nevi. Kalau gak kuliah atau kegiatan penting lain gak boleh keluar. Cap jempol deh buat bapak mama Nevi. Biar anaknya gak keluyuran gak jelas. Bagus. Bagus.

Nah. Lanjut lagi, dua bulan hubungan di antara dua sejoli bebeb Feri dan Nevi tidak dirundung kegembiraan pasangan yang pacaran lainnya. Si bebeb Ferinya bosan Cuma bisa nelpon dan sms doank. Si Nevinya udah terlanjur cinta. Rindu. Rindu terus sama si bebeb Feri. Merana bener hidup merindu. Gak bisa jumpa. Gak bisa melihat wajahnya langsung. Coba aja, udah nikah. Pasti enak tuh. Huhhh bisik Nevi.

Nevi setiap hari terbayang wajah Feri. Mau makan terbayang. Mau tidur wajah Feri menari-nari diatas atap tempat tidur. Mau kuliah pengen sms Feri. Tanya kabarnya udah makan atau belum. Duh, pokoknya merananya si Nevi. Ini nih ruginya pacaran sebelum nikah. Belum halal, gak bisa lihat, merindu mulu. Pengennya ini itu gak bisa. Alhasil waktu tersita buat mikirin dia yang belum tentu jodoh kita. Kalau berjodoh dan si Ferinya gagah perkasa. Coba deh, si bebeb Feri datng ke rumah bukan untuk ngajak Nevi jalan-jalan tapi ajak Nevi nikah. Ini yang bapak dan mama Nevi suka. Aduh, si akang mah ngajak pacaran. Otomatis gak dikasih euuy.

Nevi merenung. Nasibnya yang galau setiap hari memikirkan Feri. Membayangkan wajahnya. Merindu bermesra dengannya. Tapi tak bisa. Allah Maha Mengetahui. Dengan sigap dan cepat pertolongan Allah menghampiri Nevi. Saat Nevi tidur malam itu, tiba-tiba Nevi bermimpi.

Di suatu gua yang angker. Banyak pohon-pohon di sampingnya. Nevi sedang menggendong seorang bayi. Bayi itu terus saja menangis. Nevi menina bobokkan bayi itu. Gak taunya bayinya ngomong.

“aku menangis karenamu Nevi.”
“kenapa? Apa salah saya?”
“kamu sudah menodai fitrahku yang suci. Kamu telah menjalin hubungan yang Allah gak suka. Aku juga gak suka sama kamu. Karena kesalahanmu aku terlahir ke dunia. Aku benci kamu…”
“Astaghfirullah, apakah aku melakukannya? Ya Allah, hamba minta ampun. Hamba telah berdosa karena menodai sucinya cinta yang Kau anugerahkan pada hamba. Hamba mohon ampunanMu ya Allah.” Nevi menangis bersama bayi itu.

Tiba-tiba, mama Nevi masuk ke kamar.
“nak, bangun. Kenapa menangis.”
“mama. (sambil mengucek mata lantas Nevi langsung memeluk mamanya).”
“ya sudah. Nevi cuci muka, ambil wudhu. Berdoa ya nak. Itu hanya mimpi buruk.”
“ia ma.”

Nevi langsung ke kamar mandi. Berwudhu dan kembali ke kamar. Menyambar mukena dan menggelar sajadah. Dua rakaat tahajud dikerjakannya. Setelah salam Nevi berdoa.

“ya Allah, ampuni hamba. Dosa-dosa hamba kian menggunung. Disebabkan cinta semu hamba pada pemuda yang belum halal. Hamba mohon keampunanMu. bimbing dan beri petunjukMu ya Allah. Hapuskanlah catatan buruk di kehidupan hamba.”

Nevi benar-benar khusyuk berdoa dan bertaubat. Malam itu juga Nevi mengirim sms untuk Feri.
“maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan aku. Aku yang salah telah menerimamu masuk ke dalam hatiku. Tapi demi cintaku yang lebih besar kepada Rabbku, malam ini hubungan kita cukup sampai disini. Terimakasih untuk segalanya. Dan semoga kamu juga bisa bertaubat. Wassalam Nevi.”

Si Feri asyik dengkur di tempat tidur. Gak dengar dengan sms masuk yang bernada level tinggi. Esok paginya.

“Nevi, ada yang mau datang ke rumah. Teman mama, sekeluarga datangnya. Jangan lupa nanti Nevi buatkan bolu kesukaanmu ya. Sekalian untuk tamu kita.”
“baik ma.”

Tak lama, Nevi membuat kue bolu. Tamunya udah datang. Mama Nevi mempersilakan tamu itu masuk. Lantas memanggil Nevi.

“Nevi, tolong buatkan air untuk tamu kita ya.”
“baik ma.”

Nevi tidak tersirat apa-apa dibenak. Santai saja dengan kehidupannya pagi itu. Padahal tadi malam ia baru saja putus. Tahajud dan taubatnya Nevi mungkin diterima Allah. Sehingga hati dan fikiran Nevi bisa lebih tenang dan gak galau lagi seperti kemarin-kemarin. walaupun kesedihan masih tetap ada.

Nevi lantas memakai jilbab pink gamis pink juga. Manis sebenarnya wajahnya, Cuma Nevi sering merasa dirinya biasa-biasa saja. Nevi mengambil nampan dan menyiapkan segala yang dibutuhkan termasuk bolu yang baru saja selesai matangnya.

Dengan menundukkan kepala Nevi mengantar air dan bolu ke ruang tamu. Di sana sudah duduk teman mama dan suaminya, beserta…

“nah, ini anak perempuan saya satu-satunya. Namanya Nevi, kuliah di jurusan Seni Lukis Universitas Mangunkarsa.”
“wah, cantiknya anak bu Nilam. Sudah menikah?” Tanya bu Merlin, temannya mama, pak Broto suaminya tersenyum saja, dan… ada mata lain yang sedang melirik Nevi.
“belum, bu. Jawab Nevi.”
“wah pas sekali. Anak saya Farhan juga belum. Mana tau kalian berjodoh.” He he he gelak tawa bu Merlin sedikit meninggi tapi tak mengubah esensi kesopanannya. Berikut juga ada desir suara menyapa setelahnya.”
“dik Nevi, semester berapa?” Tanya Farhan. Pemuda tampan yang sedang duduk di sebelah bu Merlin. Tatapannya teduh cukup untuk membuat Nevi bergetar.
“semester lima, mas.” Jawab Nevi hamper Geer tapi langsung digubris takut nanti ketahuan.

Allah mempertemukan Nevi dengan jodohnya. Jodoh yang datang dari Allah swt lebih kuat jalinannya dan murni cintanya, apalagi halal ngapa-ngapain.

Sebulan ta’aruf yang didampingi kedua orang tua Nevi. Akhirnya Farhan yang saat itu sudah lulus dari Universitas Indonesia dengan resmi dan didampingi kedua orang tuanya melamar Nevi untuk menjadi isterinya. Dan, Nevi pun ingin mengharap keridhaan Allah swt dan mengikuti sunnah Rasul menerima lamaran Farhan.

Lengkap sudah kisah cinta Nevi. Kesedihan Nevi, merananya, merindunya yang tak terbendung dan tak terbalas oleh cinta semu bisikan nafsu bersama Feri terlupakan oleh taubat yang sungguh-sungguh Nevi lakukan. Hanya mengharap ridha Allah dan yakin Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Dan itu awal mula jodoh yang telah Allah gariskan untuknya.

Memutuskan Feri adalah keputusan yang tepat. Karena meninggalkan dosa lebih utama dari pada meneruskannya terus menerus. karenanya Allah mengganti dengan yang lebih baik. Pemuda tampan dan baik akhlaknya meminang Nevi menjadi isterinya. Bukan pacar. Sekali lagi bukan untuk pacaran. Tapi nikah. Sunnah Rasul yang mendatangkan keridhaan Allah. Subhanalllah. Nevi melupakan Feri lantas bertaubat dan akhirnya mendapatkan suami yang shaleh. Farhan.

Nevi resmi menjadi isteri Farhan setelah rukun-rukun nikah telah dilaksanakan dalam sebuah resepsi pernikahan sekaligus walimahan. Tamu banyak yang diundang, mulai dari sanak saudara, teman-teman, bahkan teman Mas Farhan juga ada. Kecuali Feri. Nevi takut melukai hati Feri.

Malam pertama, 
"mas. Ehm..sayangku. aku mencintaimu karena Allah."
"Aku juga dik Nevi. Aku menikahimu dan mencintaimu Karena Allah. Yuk kita shalat dulu, sebelum…. Hi hi hi." gelak tawa mereka, pasangan yang berjalan diatas sucinya cinta yang dianugerahkan Allah SWT.

Malam itu juga tiba-tiba Feri sms.

“Nevi, bolehkah besok mama dan bapak saya ke rumah beserta saya untuk melamarmu.”

Nevi membalasnya
“maaf, saya sudah resmi menjadi isteri Farhan Muttaqin tadi siang.”

Patah hati si Feri… “telat gue nyadarnya. Gue cinta berat sama Nevi…” semua kini terlambat.


Allah berfirman dalam Al-Quran, “wanita baik-baik untuk laki-laki baik-baik.” jadi, bertaubatlah yang sungguh-sungguh, insyaAllah Allah akan mengganti kesedihan dengan kebahagiaan.

Komentar