Aku Ingin Menulis Tentang Kita



Oleh : Nur Anshari
 
Malam kian mencekam, suasana TK tempat kami tinggal begitu memekik suasana. Suara burung hantu terngiang di telinga. Aku, Farhati dan Oja terasa kepanasan di dalam kamar. Seperti yang sudah aku ceritakan di 45 days kalau kamar kami tidak ada jendela. Malam pertama kami tidur di TK hanya aku yang bisa tidur nyenyak tanpa gangguan. Farhati dan Oja tidak bisa tidur dengan nyenyak. Sebentar-sebentar terbangun. Frekuensi tidur kurang kondusif.

Keesokan malamnya kami sepakat tidur di ruang tamu. Suasananya lumayan adem, tidak kepanasan. Lalu setelah kami tertidur dan malam kian larut, aku merasa aneh. Jendela ruang depan berwarna bening. Kelihatan langit hitam jika di lihat dari dalam. Malam itu, giliran Oja yang bisa tidur nyenyak tanpa gangguan sementara aku dan Farhati nyaris tidak tertidur. Seperti ada orang yang memperhatikan kami tidur. Paranoid kali ya.

Aku termasuk orang yang kurang cepat dekat sama orang yang baru kenal. Tapi, dengan Farha dan Oja aku terasa dekat. Baru dua hari aku tinggal bareng mereka.tapi, sudah seperti teman lama yang baru bertemu kembali. Farha adalah temanku sekelompok waktu pembekalan KPM PAR yang diadakan oleh P2M sebelum keberangkatan kami. Ia terlihat asyik anaknya.

Tetapi, waktu pembekalan tidak banyak kesan yang didapat sebab waktu pembekalan yang singkat dan tidak ada waktu mengobrol. Jadi, belum ada kesan tertentu tentang sifatnya Farha. Yang aku tau Farha itu orangnya baik, sebab  kelihatannya memang baik. setelah kenal juga baik kok. Yang membuatku teringat kali dengan Farha, panggilan akrabnya. Dia orangnya suka senyum dan tertawa. Sangking hobinya tertawa, walau gak da hal yang lucu kadang kala ia malah tertawa. Hehehe peace Farhati.

Lalu aku punya teman yang satu lagi, namanya Raudhatun Nafisah. Seperti udah aku ceritakan juga, panggilan akrabnya Oja. Dia salah seorang hafizah. Subhanallah, tingkat hafalannya sudah melebihi aku dan Far. Beberapa kali kami shalat berjamaah dan tadarussan bersama. Suasana keislaman sangat kental dan terasa di kehidupan kecil kami selama 45 hari. 

Tetapi yang bikin aku salut, mereka terima kekuranganku jika aku melakukan kesalahan langsung ditegur. Jika ada yang tidak mereka sukai langsung mereka ceritakan padaku. Jadi aku terus-terusan intropeksi diri dan mengingatkan juga kepada mereka jika ada kesalahan pada mereka juga. Kami saling menasehat-nasehati. Aku menyayangi mereka karena Allah, karena mereka pula mengingatkanku untuk mendekatkan diri pada Allah.

Diantara kami bertiga, aku tidak memilih lebih dekat dengan Farha atau dengan Oja. Kami bertiga berteman karib. Bahkan, kadang kala ada saja candaan mereka menjodohkan-jodohkanku dengan seseorang. Aku juga balas mereka dengan candaan seperti itu juga. Ingatkah kalian akan candaanku yang tidak bermutu? Tolong dimaafkan ya? Aku menulis kisah ini sedikit demi sedikit supaya ingatanku tentang kenangan kita tidak hilang dimakan waktu.

Farha itu anaknya unik, baik, humoris dan enak diajak bercanda. spesialnya dia gak gampang marah. Kalau si Oja, dia suka kali niru gaya keponakannya. Si Qayis yang baru berumur 1 tahun. Gayanya kekanak-kanakan kali. Oja juga cepat bergaul dengan masyarakat sekitar. Mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu, bahkan bapak-bapak mandum geuturi Oja. Keramahantamahannya membuatnya mudah diterima oleh masyarakat. Sampai-sampai nama Oja nempel lengket diingatan mereka. 

Aku juga begitu, bahkan ibu-ibu di sini yang sudah kenal maupun belum kenal, tau namaku bahkan nama panggilanku juga. Dalam hati aku senang kali ada yang mengingatku dalam waktu singkat bahkan tau nama akrabku. 

Kalau di bagian kaum Adam, aku hanya bisa menceritakan sedikit ya. Tidak usah banyak-banyak. Nanti ada yang marah. Hehe. Di kelompok ini ada juga dua orang teman lagi yang tak kalah seru untuk diceritakan. Serunya, dua teman ini terlihat akrab dan sering membuat perut kami berputar tertawa. Lucu dan kocak. Mereka pengganti acara komedi di siaran TV. Humoris. Hehe. 

Mereka juga banyak membantu kami. Di bagian pekerjaan berat-berat giliran kaum Adam yang mengerjakan. Seperti udah aku ceritakan juga, nama kelompok yang laki-laki ada Junaidi Saputra dan Khaidir. Keduanya turut membantu kelompok ini dalam berbagai aktifitas. Termasuk aktifitas belanja bagian dapur.

Bisa dikatakan kami berlima hidup mandiri di Banda Aceh. Jadi, selama di tempat pengabdian, hidup mandiri tidak menjadi masalah besar bagi kami. Yang jadi masalahnya dalam hal memasak, kami yang perempuan tidak ada kendaraan. Sementara untuk ke pasar harus naik kendaraan sebab jarak yang jauh dari pasar. Jadi, mau tak mau harus meminta pertolongan si laki-laki. Yup, Junaidi dan Khaidirlah yang belanja ke pasar. 

Pernah kejadian, Oja menulis bahan-bahan  yang mau dibeli oleh Khaidir dan Junaidi. Diantara bahan-bahan itu termasuk on sikeu puluet (daun panda) memang salah kami juga sih gak bilang berapa lembar. Pas mereka beli, eh gak taunya dibeli tiga ikat. Wah. Daun pandannya bukan lagi untuk memasak, malah bisa untuk berkebun. Ih waw. Kunyit gitu juga kejadian, padahal cukup tiga atau empat buah saja. Eh malah dibeli satu plastik penuh. Waw, jadinya nanam kunyit lah nih. hehe. Salah satu aktifitas KPM, menanam daun pandan dan kunyit. Haha.

 Maaf ya, untuk Khaidir dan Junaidi yang telah banyak direpotkan oleh kami. Hehe. Mereka juga membantu dalam hal pekerjaan yang berat, seperti mengangkat batu bata untuk pembuatan taman di TK. Waw.a ngkut batu bata bukan hal yang ringan.

            Aku berada di tengah-tengah kelompok ini membuatku banyak memetik pelajaran hidup. Tidak selamanya kita akan bersama dengan orang tua, keluarga, dan orang yang bisa menerima kekurangan kita. tapi, adakalanya kita harus mandiri dengan situasi dan kondisi yang baru. Hidup jauh dari keluarga dalam waktu yang tidak relative singkat. Harus mengurus dan menjaga diri sendiri di kampung orang. Dan kunci sukses hidup dan bergaul di tempat asing adalah senantiasa menolong dengan ikhlas.

Tolonglah apapun yang bisa ditolong. Bantu apapun yang bisa dibantu. Jauhi sifat egois, dan tidak perlu banyak olok-olokan yang tidak bermanfaat. Mengerjakan segala sesuatu dengan ikhlas, termasuk membantu kawan di kala ia susah. Tidak menceritakan keburukan kawan sekelompok kepada kelompok lain. Membahas segala permasalahan intra kelompok dengan tenang dan kepala dingin. InsyaAllah kelompok yang berasal dari berbagai jurusan yang tidak kenal satu sama lain, akan terasa dekat. Suasana kekeluargaan tercipta dengan baik. hubungan dengan masyarakat juga terbina dengan kekompakan dari kelompok.

Satu hal yang sangat penting diingat  bagi mahasiswa yang tengah atau akan KPM/KKN, yaitu jangan sombong. Karena sifat sombong dan acuh tak acuh dengan permasalahan yang menimpa kawan se-kelompok akan menghancurkan kelompok itu sendiri. Rahasiakan baik-baik kekurangan dan keburukan dari teman sekelompok. Tidak membeberkan masalah internal kelompok dengan kelompok lain. insyaAllah suasana kehidupan di tempat KPM yang jauh dari keluarga akan lebih terasa seru dengan keluarga baru di KPM. 

Seperti yang aku rasakan, pengalaman yang berharga kutemukan di sini. Teman yang baik dan menguatkan di saat ada masalah. Anak-anak yang giat bekerja membantu orang tua yang menginspirasiku untuk berjuang dalam hidup. Orang tua yang ramah-ramah yang suka menolong. Dan lebih-lebih untuk mereka yang mau menolong dengan ikhlas dan menerima kekurangan dan kelebihan teman sekelompoknya serta memaafkan segala kesalahannya. Terimakasih untuknya.

Aceh Utara, 23 Mei 2014
Nur Anshari

Komentar

Posting Komentar