“Zira, rajin-rajinlah
shalat, ingat Allah setiap saat. insyaAllah semua duka laramu akan terobati”. Pesan
singkat ayah yang tersirat di balik sorot matanya saat melepasku pergi
merantau.
Beliau hanya
tersenyum lebar. Tak banyak berkata. Hanya berbuat. Perpisahan ini membuatku
senang sekaligus sedih. Bangga bercampur haru.Dengan sigap beliau mengangkat
koperku, padahal itu tugas kernet mobil yang biasa kunaiki. “biar ayah angkat
saja tasnya”sambil membuang senyum ke arahku.
“Zira,
mamak selalu mendo’akanmu, nak.” Seraya mencium kedua pipiku.
“Zira juga, mak.”
Harus aku tahan air mata ini.
Ayah melihatku
dari seberang sana. Sambil sesekali juga berbicara dengan cek Is, tetanggaku. Sosok
ayah yang membuatku ingin segera sukses, adalah kerja keras. Beliau tak kenal
kata “menyerah” dalam kamus hidupnya.
Tak ada kata
capek, lelah yang terlontar dari katup berongga miliknya. Hanya semburat senyum
dan kegirangan yang beliau tunjukkan pada kami, anak-anaknya. Tapi, hingga
kini, anakmu masih belum bisa membahagiakanmu.
Masih belum bisa
membalas dan mungkin tidak akan bisa membalas semua penderitaan yang beliau
alami. Duhai ayah, bisakah dirimu menungguku hingga beberapa tahun lagi? Sampai
kedua tangan ini bisa mengusap semua keringatmu dengan kesejukan. Menghapus
semua keluh kesahmu menjadi bulir-bulir keceriaan.
Merestrat ulang
kegelisahanmu selama ini, apakah anakku baik-baik saja? Menjadikan setiap
kebaikan dalam keseharianmu menjadi pahala yang tiada henti mengalir untuk
memberatkan timbanganmu di akhirat kelak.
Maaf ayah, Zira
masih belum sanggup. Zira masih butuh waktu untuk merangkai semua itu. Ayah,
semoga setiap kebaikan yang engkau semai dan tabur di kehidupanku menjadi salah
satu amal kebajikanmu untuk meraih syurga-Nya. Zira tidak akan menyerah ayah. Tunggu
zira menjadi anak yang berbakti dan mempersembahkan semua ini untuk amalan Zira
juga di akhirat kelak.
Zira sayang ayah
karena Allah. Semoga Allah membelai lembut ayahku, mengantarkannya menuju
Syurga-Nya, bisa membimbing istrinya (mamak) juga menuju Syurga-Nya, serta
membawa serta kami (anak-anaknya) menjadi keluarga paling bahagia di syurga-Nya.
Amiin Ya Rahman
Zira Hanif adalah nama pena dari
Nur Anshari
Komentar
Posting Komentar