Pergi ngampus dengan langkah berani dan senyum sumringah.
Menyapa setiap teman yang dikenali. Terlontar hasrat menggembirakan bila maksud
dan tujuan terpenuhi. Salah satunya menjumpai dosen konsultan proposal skripsi.
Hah, itulah aku. Perjuangan keras dan gigih. Tapi lengah disuatu waktu.
Aku terbiasa menggunakan alat komunikasi untuk
menghubungi beberapa kerabat, teman, dan dosenku. Jadi Hp seperti benda yang
ada sedikit terselip nyawaku disana (bukan lebay ya). Semua hal yang Important
aku catat di draft hpku. Tak disangka-sangka sang belahan jiwaku pergi tanpa
permisi.
Kejadiannya sungguh tak pernah terbayangkan. Aku terbiasa
memeriksa Hp saat ingin memeriksa apakah ada call/message (sok bahasa inggris,
padahal aku memang mengatur menu bahasa di alat berukuran persegi panjang itu
dengan pengaturan berbahasa Inggris, hehe). Tapi, tidak untuk hari menyedihkan
itu.
Tak ada sedikitpun beban bagiku untuk sekedar menge-check
apakah ada call/message. Masuk kuliah terakhir sepengetahuanku aku masih merasa
tidak ada hal yang ganjil. Begitu seterusnya, hingga aku diajak teman
(perempuan ya) ke sebuah tempat minum es cendol/campur/rumput laut, kalau di
Aceh sering di sebut tempat nongkrong yang asyik, karena adem dibawah pohon
yang besar-besar. Tapi, rame lho, bukan tempat yang sunyi dan jauh dari
keramaian.
Aku bersyukur ditraktir teman minum disana. Seyogyanya
temanku satu ini menunjukkan beberapa gambar anaknya (baru punya anak, hehhe).
Lantas tak membuatku mengingat hapeku sendiri. Hingga minumanku dan dia habis,
aku juga tak teringat sama sekali dengan alat selulerku.
Beranjak pergi dari dari tempat minum itu, mungkin
disitulah perpisahanku dengan sang pengerat jiwaku. Mungkin disanalah ia
meraung-raung karena tak kuhiraukan selama ini. mungkin disanalah ia menjerit
memintaku membawanya kembali (gila kali ya Hp bisa bicara?) tapi itulah
khayalanku yang sudah menjaganya selama dua tahun trakhir ini.
Aku pulang kerumah, masih dengan kondisi cuaca panas dan
tubuh lelah. Aku baringkan sejenak tubuhku, hah leganya bisa tidur. Satu menit,
dua menit, tiga puluh menit, satu jam. Aku terbangun. HP. Aku teringat bendaku
yang satu itu. Aku mencari di dalam tas. Tidak ketemu. Mengambil inisiatif dengan
memis-call hpku dengan hp kakakku. “nomor yang anda tuju sedang tidak aktif
atau berada diluar jangkauan coba hubungi beberapa saat lagi” operator
memintaku untuk bersabar.
Pecah konsentrasiku. Pecah lamunanku. Pecah semua.
Sehabis shalat Ashar (dhuhur tadi udah shalat ya, Cuma tidak aku masukkan
kedalam narasi,biar singkat) aku memohon perlindungan Allah kepadaku dan
kemudahan urusan mencari Hp. Allah menolongku, memutar kembali ingatanku selama
tiga jam kebelakang, kapan terakhir aku melihat HP. Aku ingat!
Aku menghidupkan gas motorku. Menancap dengan kecepatan
standar (karena aku bukan pembalap). Mencari dengan sungguh-sungguh dan detail
berdasarkan ingatanku yang barusan. Mencari dan terus mencari. Sang HP sudah
berpindah tangan. Tidak menjumpainya lagi.
Yang namanya usaha tentu mempunyai akhir. Setiap cerita
tentu mempunyai ending. Yang terpenting bukan endingnya, tapi pelajaran apa
yang bisa dipetik dari ending tersebut. Mau tau dulu endingnya apa? aku
bercerai dengan Hpku. Talak tiga. Tidak bisa kembali. Ia tidak mau aku temukan.
Mungkin karena perpisahan kami di tempat itu. Aku mengedipkan mata. Tak kan ada
kesempatan bertemu kembali dengan si “layar tergores”. Tak ada getar lembut
darinya lagi untuk membangunkanku shalat malam dan belajar.
Aku tidak terpukul, sedih, frustasi atau apalah nama yang
sejenisnya untuk mengungkapkan perasaan kecewa dan tersudut. Kehilangan Hp ini
membuat semangatku semakin membara. Karena aku yakin, Allah sedang
mempersiapkan surprise yang lebih hebat untukku. Aku yakin satu hal bahwa setiap
sesuatu didunia ini hanyalah milik Allah, yang ada pada kita hanyalah titipan
baik itu keluarga, harta, kehormatan dan kedudukan.
Suatu waktu semua yang Allah titipkan bisa saja Allah
ambil. Untuk menguji sejauh mana kesabaran kita dalam menjalani kehidupan.
Mungkin saat ini Allah sedang menguji kesabaranku, menggantinya dengan kejutan
suatu waktu nanti yang aku sendiri tidak tahu apa itu. Allah selalu bersamaku
baik disaat senang dan duka. Dan aku pun ingin selalu bersama Allah dalam suka
dan duka. Karena hanya Allah-lah satu-satunya yang selalu ada untukku.
Aku tidak perduli jika banyak orang yang mengkasihaniku.
Tapi yang kubutuhkan adalah support dan dukungan saja. Semoga Allah memberi
dukungan lewat kalian, keluarga, teman dan orang yang menyayangiku. Aku memetik
pelajaran berharga ini dengan tiga kata: “Jangan bersedih sari”. Dan sambungan
dua kata lagi “Allah bersamamu”.
Semoga siapapun yang mendapat Hpku. Agar menjaganya
dengan baik. Karena itu hanyalah titipan Allah. Semoga Allah menata hatinya
untuk menjaga amanah barang temuan agar mengumumkannya selama setahun.
Begitulah hukum sebenarnya jika kita mendapati barang temuan. Aku tidak pernah
menuduh hpku dicuri orang. Tetapi aku merasa Hpku ingin berada ditangan yang
berbeda, bukan ditanganku. Mencari tuan yang baru.
Semoga tuan yang baru dari Hpku bisa menjaga amanah ini
dengan baik. Dengan tidak menggunakan Hpku dijalan keburukan. Tetapi
menggunakannya untuk berjuang di jalan Allah. Menolong agama Allah. Dan selalu
meminta ampunan Allah. Semoga dengan tulisan ini menjadi pelajaran buat kita
semua untuk tidak putus asa dalam menghapi kejadian-kejadian di dunia ini.
Kehilangan keluarga, harta, jabatan, tidaklah lantas
membuat kita terpuruk dan larut dalam kesedihan. Tapi jadikanlah setiap
kejadian yang menimpa kita untuk menjadi pelajaran berharga dalam hidup. Untuk
mendapatkan ridha dan Rahmat Allah. Mendekatkan diri hanya kepada sang Penguasa
Alam Raya yaitu Allah swt. Aku sudah ridha hpku dijaga dan dirawat orang lain.
Semoga dia mendapat petunjuk dari Allah swt. Amiin.
Komentar
Posting Komentar