Oleh Nur Anshari
Generasi muda adalah penerus masa
depan bangsa. Jika generasi muda bisa menaklukkan dunia maka akan majulah
sebuah bangsa atau negara. Sebuah bangsa memiliki dua generasi: generasi tua
dan generasi muda. Kita di Aceh, cenderung
lebih menonjolkan generasi tua daripada generasi muda.
Para anggota dewan mendapatkan posisi
yang semakin mensejahterakan dirinya. Para pejabat mendapatkan fasilitas
lengkap dan mewah. Sedangkan bagaimana dengan nasib generasi muda, khususnya
anak-anak? Apakah sempat terfikir di
benak para pejabat serta anggota dewan mengenai hal ini, terkait dengan masa
depan generasi muda.
Padahal yang kelak yang akan
menggantikan posisi mereka adalah generasi muda. Yang menjadi pemimpin di masa
depan adalah di tangan anak-anak. Sudah menjadi siklus kehidupan bahwa generasi
tua akan digantikan oleh generasi muda. Generasi mudalah yang akan menggantikan
perjuangan mereka untuk memejukan negara di masa mendatang.
Akan tetapi, realita yang terjadi
saat ini adalah prilaku generasi muda semakin buruk. Qanun-qanun yang telah dibuat
oleh pemerintah hanya menjadi sebuah aturan kaku. Memang dalam menerapkan
syari’at islam secara kaffah tidaklah mudah. Tetapi, juga tidak tertutup
kemungkinan untuk menerapkan syari’at islam dalam kehidupan kita. Tidak ada
yang tidak mungkin jika kita mau berusaha.
Internet
Di Aceh sudah diterapkan qanun
no.12/2002 tentang cara berbusana yang islami. Tetapi, masih juga terselip
busana yang terkontaminasi oleh budaya
barat. Masih menjamurnya gadis muslim Aceh yang gemar saja memakai busana yang
kebarat-baratan. hal ini dipicu oleh akses internet yang begitu mudah. sehingga
para remaja dapat dengan mudah meng-update mode terbaru di situs-situs
internet.
Internet pun bukan hanya digemari
oleh para remaja, tetapi anak-anak juga hobi bermain internet. gemar mendatanginya. Warnet-warnet kini
dibanjiri oleh para kaula muda, dari anak-anak hingga remaja. Game online menjadi favorit
dalam beranda yang dibuka oleh anak-anak.
Anak-anak sibuk bermain game online tersebut sehingga
banyak kegiatan lain yang terlupakan. Bahkan mereka sanggup berjam-jam di warnet hanya untuk
bermain game.
Waktu sia-sia telah mereka keluarkan tanpa mendapat manfaat sedikitpun. Orang
tua mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sehingga tidak
mempunyai waktu untuk memberi perhatian kepada anak-anaknya.
Orang tua yang tidak mempunyai banyak waktu untuk mengontrol anak-anaknya. Maka
anak-anaknya pun akan mencari kesenangannya sendiri. Salah satu kesenangan
anak-anak seperti itu cenderung gemar menghadiri warnet-warnet terdekat.
Bimbingan orang
tua
Orang tua sangat menyayangi
anak-anaknya. Mereka selalu memikirkan tentang masa depan anaknya, kelak
anaknya jadi apa. Orang tua bekerja keras mencari nafkah untuk bisa membahagiakan
anak-anaknya. Tetapi, resikonya waktu mereka tersita untuk mencari uang saja.
Sehingga mereka tidak sempat memperhatikan anak-anaknya setiap waktu.
Padahal mana ada orang tua yang
sengaja tidak peduli terhadap anaknya. Tentu hanya orang tua stress saja yang menelantarkan anaknya.
Tetapi terkait dengan perhatian pada anaknya yang begitu krisis kini menjadi
sebuah permasalahan.
Anak yang tidak mendapatkan pehatian
dari orang tuanya karena orang tunya sibuk bekerja, lebih cenderung terjun
kehal-hal yang kurang baik. Anak-anak tersebut berusaha mengisi kekosongan
kasih sayang dan perhatian orang tuanya dengan pergi ketempat-tempat yang tidak
bermanfaat, bergaul dengan teman yang urak-urakan.
Begitulah fenomena yang terjadi di
masyarakat dewasa ini. Karena sudah banyak ibu-ibu karir yang bekerja diluar
rumah. Ibu-ibu pun tidak sempat memberi perhatian pada anaknya. Orang tua yang
memiliki kecukupan finansial yang baik belum tentu anak-anaknya bakal sukses
juga seperti mereka. Kekayaan materi bukanlah segalanya. Yang dibutuhkan anak adalah kasih sayang dan
perhatian dari orang tuanya.
Baru-baru ini saya mendengar bahwa
ada seorang anak yang orang tuanya kaya, tetapi ia mencuri uang di koperasi
sekolah. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah karena anak tersebut kekurangan
uang jajan? Jawabannya tidak. Karena kedua orang tuanya begitu sibuk. Sehingga
tidak memberi perhatian bahkan kasih sayang yang dibutuhkan si anak. Maka si
anak pun mencari sensasi agar orang tuanya melihat dirinya.
Setidaknya ada sedikit imbauan saya
kepada orang tua yang sibuk bekerja agar meluangkan waktu untuk bisa memberi
perhatian kepada anaknya. Sehingga anaknya merasa bahwa orang tuanya peduli
terhadapnya. Berilah motivasi kepada anak untuk giat belajar, jangan melarang
hal-hal yang tidak disukai oleh anaknya. Seperti internet, jika anaknya
menyukainya jangan melarang nya secara langsung dan spontan.
Hal tersebut bisa membuat anak
semakin gemar untuk bermain internet. Tetapi sisipkan pemahaman tentang baik
dan buruknya menggunakan internet kepada anak. Beri masukan kepada anak agar
memakai internet untuk membuat blog misalnya, atau untuk mencari pelajaran.
Walaupun itu hal yang sepele tapi itu hal yang sangat berharga.
Jangan melarang anak untuk bermain
game online secara spontan. Tetapi, beri sedikit siraman akan bahaya di masa mendatang jika bermain
game online. Temani anak belajar internet. Ajarkan mereka untuk menulis di
internet. Jadikan internet sebagai sarana pengeksplorasi bakat si anak.
Internet akan menjadi sarana yang baik
jika kita menggunakannya untuk kebaikan. Internet akan menjadi sarana yang
buruk jika kita menggunakannya untuk keburukan. Maka pandai-pandailah
menggunakan jenis sarana yang satu ini. Internet akan bermanfaat besar untuk si
anak apabila kita menggunakannya dalam hal menunjang prestasi si anak.
Disinilah peran penting orang tua
dalam membimbing anaknya untuk menggunakan internet di jalan yang benar. Orang
tua yang seperti inilah yang saya nantikan. Orang tua dengan tipe perhatian
kepada anak, memberi pendidikan moral yang baik baik buat anaknya serat memberi
pelajaran berharga tentang kebaikan internet untuk merebut prestasi gemilang.
Karena sekarang zaman sudah canggih.
Internet menjadi salah satu sarana penting untuk kemajuan bangsa. Apalagi Aceh,
internet menjadi rekan setia bagi mahasiwa untuk mencari informasi tentang
beasiswa keluar negeri, menjadi sahabat karib bapak untuk mengetahui berita
internasional, dan menjadi salah satu mitra belajar buat si anak.
Jadi,
sudah ketemu titik terang nya bahwa anak harus diberi perhatian. Jangan
menelantarkan anak dengan alasan sibuk bekerja. Akan tetapi, bimbinglah si anak
untuk meraih cita-citanya dnegan memberikan perhatian lebih dan kasih sayang yang cukup.
Anak merupakan generasi penerus bangsa.
Tuntun si anak untuk mengembangkan
bakatnya. Jika si anak hobi menulis, bimbing ia menulis dengan baik dan benar
serta ajarkan membuat blog di internet. Gunakan internet sebagai ajang mempublish
tulisannya sehingga dibaca oleh semua orang di dunia melalui si canggih
internet.
Kemudian, kepada seluruh elemen
masyarakat agar tidak memandang internet dari kaca mata negatif saja. Tetapi
lihatlah sisi positifnya juga. Sebenarnya begitu besar manfaat dari internet,
hanya saja orang tua kurang mengerti bagaimana mengoptimalkan kecanggihan dari
internet untuk mengembangkan bakat si anak.
Selanjutnya, pemerintah harus lebih
fokus mencerdaskan anak bangsa lewat program penyuluhan urgensi internet
kekampung-kampung pedalaman. Agar mereka juga mengetahui tentang dunia. Walaupun mereka
tinggal di kampung tetapi mereka bisa mengetahui apa yang terjadi di dunia
internasional.
Pemerintah jangan hanya sibuk memberi
fasilitas lengkap dan mewah kepada anggota-anggota dewan saja dan
pejabat-pejabat atas saja. Mereka sudah kaya jangan menambah kekayaan mereka
lagi. Kiranya masa depan Aceh kelak akan lebih bermartabat dengan pembibitan
calon pemimpin masa depan yang ada di tangan generasi muda.
Komentar
Posting Komentar