Dibawah Halte Cinta

Ow..ow.. pretty girl..ow..ow.. sweety girl. Sambil joget aku menyanyikan lagu itu. Karena bosen menunggu di bis. Kuputar ipod mungil yang selalu aku letakkan disaku kantong. Dengan headset yang selalu ada dileher ku. Headset biru persis yang di pakai oleh Kang Min Ho. Bintang korea yang sangat kusuka. Halte yang berukuran labih kurang mungkin muat untuk lima atau enam orang gemuk. Maaf “boleh aku duduk disini” suara lembut yang menghangatkan, walaupun aku sedang mendengar ipod sekalipun tapi aku masih bisa merasakan kehangatan suara itu. “ya boleh saja” suara lirihku berjalan. Pemuda itu pun tersenyum padaku. Ah..surga dunia, senyumamnya begituu indah. Oh Tuhan, aku jatuh cinta!
Matanya yang hitam, alisnya yang tebal dan badannya yang tegap. Oh is perfect!pikiranku sudah melayang ntah kemana-kemana.  “Mau kemana dek”kata pemuda itu. “hh..ee.. mau ke kampus” jawab ku terbata-bata. “oh kuliah dimana?” tanyanya lagi. “kuliah di USM tingkat 3” jawabku. “USM yang terkenal itu? Wah hebat ya”. Pujiannya merontokkan jantungku. “ah..biasa aja”jawabku datar tetapi sebenarnya aku sangat bahagia dipuji sama cowok yang perfect. Bis menuju USM telah datang. Aku bersegera naik takut terlambat ke kampus, karena hari ini masuk pak Subroto, dosen yang terkenal killer banget.
Ketika aku sudah duduk di dalam bis, aku duduk disamping jendela, kuihat pemuda tadi yang ngobrol denganku melambaikan tangan dan tersenyum pada ku. Aku pun membalas senyumnya. Tanpa terpikir olehku dan baru kusadari setelah beberapa menit. “Astaga! Aku lupa menanyakan namanya? Siapa dia? Aku bergumam sendirian tanpa kusadari penumpang disekelilingku menatapku. “jadi malu aku”.
***
Tepat jam 14.00 wib mata kuliah terakhir untuk hari ini selesai juga. aku sungguh bersemangat karena ketika jam terakhir ini masuk bu Devi yang sangat intelektual dan wawasannya yang begitu luas. Teman-teman seunit dengan ku pada ngantuk dan tidak konsen dengan penjelasan bu Devi karena perut mereka lapar. Ketika aku pulang dengan bis aku berhenti di halte yang sama seperti tadi pagi. Aku berharap bisa bertemu lagi dengan pemuda tadi pagi dan menanyakan namanya saja. Ya, cukup nama saja aku bisa mengenal pribadinya. Aku yang biasanya cuek benar dengan kaum adam kenap sekarang berubah?mungkinkah cinta pertama?aku tersenyum lagi sendiri. Tetapi untungnya tidak ada yang melihatku. Setelah kulirik kekanan, dan kulirik kekiri, batang hidung pemudiaitu tidak kelihatan. Yausdah auku pulang saja. Waktu sudah menunjukkan pukul 14.15. ampuun!! Aku belum melaksanakan tugas terpenting. Aku belum shalat dhuhur. Dengan langkah seribu kuberlari menuju jalan Subroto no. 77 yaitu rumahku idaman ku.
***
  Kring…kring… suara hanphon ku berbunyi. Siapa ya?pikir ku. Langsung aku menyambar hanphone nokia 1112. Nama yang muncul di layar hanphone adalah vivi. “oh vivi” pikirku siapa. “Ada apa vi?” Tanya ku. “Fa.. aku sedang galau” jawab Vivi. “Galau kenapa?” aku balik bertanya karena aku penasaran. “aku di tembak Hendra “ jawaban lirih dari Vivi. “Apa?” Hendra cowok terganteng di Jurusan kita?wah .. selamat y!” aku senang mendengar sahabatku di tembak olehj cowok tajir, pinter serta baik  seperti Hendra.”Koq selamat?” Vivi heran dengan jawabku. “vi.. Hendra kan anaknya baik, pinter, serta tajir lagi, banyak cewek yang naksir sama dia dan kamu vi kamu juga cantik, alim serta baik banget! Kalian berdua menurut aku pasangan paling serasi di jurusan kita bahkan di kampus kita!” jawabku datar tanpa rasa bersalah.
Tet..tet..  suara telephon dari seberang vivi berhenti. Astaga batre hape ku mati. Kufikir Vivi yang mematikan hubungan dari seberang sana. Segara kuambil charger yang ada di rak bukuku. Dan langsung ku colok ke aliran listrik yang memiliki dua lubang. Charger sudah naik satu ke hpku, tapi belum bisa kuhidupkan. Maklum, hp ku rada-rada henk. Kuputuskan untuk membaca buku pelajaran kampus. Karena besok ada ujian Mid. Target yang ingin kucapai adalah IP 4. Jadi, aku harus aberusaha, kayaknya harus begadang mala mini.
***
Siapa ya nama cewek tadi pagi yang kusapa di Halte? Muka nya adem banget. Gaya modis dengan headset birunya serasa menambah keunikan dirinya. Kelihatannya dia hobi dengerin music. Jilbab hijau yang dia pakai sesuai dengan aroma hijau taman cinta yang tumbuh di hatiku. Ya Allah, aku jatuh cinta! . yang aku baru tau gadis berkerudung hijau kuliah di USM, oh iya aku kan punya kawan yang adiknya kuliah di USM juga. tingkat tiga kan ! iya benar adik kat tiga di USM. Oh wanita idamanku. Kapan ya aku bisa bertemu dengan dia lagi? Gadis berkerudung Hijau.
Aku membalik-balikan kertas laporan untuk meeting besok. Tapi yang kufikirkan hanya wajah gadis tadi pagi. Konsen Razi..aku berulang kai memanggil nama ku sendiri. Serius Razi, akhirnya kuputar-putar layar handphone untuk mencari no.teman yang adiknya kuliah di USM. “Fedi..apa sedang sibuk?aku mau bicara sebentar bisa kita jumpa di Café biasa?”tanyaku cepat karena aku tidak bisa menunda-nunda lagi. Wajah gadis itu selalu tersambar di hati dan fikiranku. “kenapa Razi, sekarang aku lagi gak da kerjaan koq, tapi tumben malam-malam gini lo ajak ketemu, kan gak biasanya”jawab Fedi dengan polosnya, ia tidak tahu kalau Razi temannya sedang di rundung  bala cinta. “pokonya gue butuh lo sekarang, terjun sekarang ya bro ke mangkal yang biasa.” Jawaabku datar dan to de poin. “Siap komandan, prajurit setia terbang kelokasi perang sesegera mungkin” jawab Fedi dengan gaya dan stylenya seperti biasa, aku tidak terlalu open dengan gaya konyol nya  itu.
15 menit aku sudah sampai di Café semanggi tempat aku melakukan rapat rahasia dengan teman-temanku. Pukul sudah menunjukkan jam 10.15 menit, sebenarnya sudah saatnya untuk tidur, tapi aku tidak bisa menunda ini lagi. Jantung ku serasa ada getaran aneh semenjak tadi pagi. Belum ada obat yang mampu menyembuhkan mata air cinta ini. Bisa di bilang sih dalam bahasa Jerman “Ich liebe dich” memang benar kata orang Jerman cinta itu memang pedih. Duh koq aku pikirannya terbang kemana-mana ya. Sampai-sampai terbang ke pepatah Jerman.
Seseorang dengan baju kemeja kotak-kotak yang di balut dengan jacket hitam melambaikan tangan kepadaku. “Hei Fed, sini duduk” panggil ku. “What’s up bro, lo kenapa malam-malam gini ajak rapat rahasia-rahasiaan segala. “Fed , adikkamu kuliah di USM kan?” tanyaku polos. “Ia, trus?” Tanya Fedi belum mengerti. “dia kenal gak sama gadis jibab hijau yang kuliah di USM juga” Tanya ku polos tanpa rasa bersalah. “Apa?lo ngajak gue ketemuan malam-malam gini Cuma untuk mencari tau siapa gadis berkerudung hijau yang kuliah di USM” suara fedi yang besar dengan segala ekspresi lebaynya yang mengagetkanku. “Mana mungkin adik gue tau, USM kan besar, mahasaiswa nya ada 1000 lebih mahasiswi yang pakai jeilab bisa di kalkulasikan sekitar 100 mahasiswi. Mana mungkin adik gue tau”jawab Fedi dengan panjang lebar. Aku berfikir sejenak, ia benar juga apa kata Fedi. Sebaiknya kuurungkan saja niatku. Aku yakin aku pasti bisa bertemu dengan gadis itu lagi.
Setelah 30 menit duduk-duduk di kafe, Aku dan Fedi memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Besok start jam 7 pagi aku harus sudah tiba di Halte bis, gara-gara mobilku yang sedang di perbaiki karena ada insiden kecil di parkiran kantor. Ada mobil yang menerobos masuk di antara parkiran mobil-mobil yang sudah rapi. Mobilku akhirnya terkena goresa dif leg samping. Sehingga harus di cet ulang karena bekas goresnya.
***
Krang..krang… alarm. Hp sudah menembus gendang telingaku sehingga aku bisa terbangun dari mimpi indah ku. Alarm jam 4 shubuh yang kusetel tadi malam akhirnya bisa membangunkanku juga. saatnya shalat tahajud, belajar, setelah masuk shalat shubuh aku shalat shubuh dan bersiap berangkat ke kampus. Skejul Shafa hari ini ya, Shafa itu adalah namaku yaitu: kuliah, kepustaka, dan ngajar TPA. Shafa namaku, tapi aku senang di singkat dengan panggil aku Fa aja. Seperti biasa aku pergi ke Halte bis. Dan aku bertemu dengan pangeran pujaanku. “Hei kita jumpa lagi siapa adek?”sapa cowok itu.”eh..ia namaku Shalihatus Shafa, kalau abang siapa namanya?”jawabku dengan jantung berdebar-debar. “Namaku Fadhil Ar-Razi, boleh minta no.hp nya?” jawab pemuda itu sambil bertanya” ia boleh.
Bermula dari perkenalan di Halte bis. Aku jadi tau dia bekerja sebagai Manager di Perusahaan Food. Dan tanggal 20 Juni 2012 adalah hari pernikahan kami yaitu: Shalihatus Shafa dan Fadhil Ar-Razi. Mohon do’a restunya. “Sayang, gadis berkerudung hijau, cinta abang selalu untuk adek”bisik Razi saat akmi sedang duduk di pelaminan. “ia bang,, adek juga cinta sama abang sampai kapanpun” jawab diriku mesra. Indahnya cinta bernaungan Sunnah rasul. Stt… kami gak dan proses pacaran lho.. ta’aruf dan bang razi langsung melamar aku.

  

Komentar